Welcome to Bahari Note - Selamat Datang di Bahari Note - Sugeng Rawung Ing Bahari Note

Nov 6, 2016

Autoimun, AIHA salah satu penyakit akibat autoimun, kekebalan tubuh yang berlebihan


Sudah banyak ditemukan pasien dengan kasus Autoimun, yaitu penyakit yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh seseorang.

 Ada banyak jenis penyakit yang terjadi akibat kondisi autoimun seseorang, salah satunya AIHA seperti yang saya alami sendiri. Menurut penjelasan dokter dan yang saya baca AIHA itu ya semacam kekebalan tubuh yang berlebihan dan malah menyerang sel darah merah di dalam tubuh itu sendiri, itu pemahaman saya secara spesifik lagi bisa anda cari pengertian dan banyak jenis penyakit akibat kondisi autoimun.

Awalnya saya merasa tidak enak badan, badan cepat lemas, tubuh semakin kurus dan makan yang susah. Sering berobat di dokter umum dengan beragam diagnosa, yang tipes, maag, kurang gizi. Sering juga berobat ke alternatif yang pakai macam-macam cara. Mendapat penanganan lebih serius dikarenakan ada atasan saya yang menanggung biayanya, maka saya sanggupi untuk rawat inap di klinik. Pertama kali itu saya dicek secara keseluruhan, cek darah, cek feses, cek dahak, cek urine. Pada sistem pencernaan didiagnosa kekurangan albumin dan memang kekurangan banyak gizi dan cairan. Tetapi yang baru saya pernah tahu ternyata Kadar Hemoglobin saya hanya 4. Dari temuan itulah saya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten dan disana mendapat penanganan lebih serius dengan penambahan elektrolit, albumin, zat gizi tambahan dan terutama tranfusi darah.
 
Loket Laborat

Sempat bertahan setengah tahun dari tranfusi pertama, saya kembali ditranfusi karena HB yang turun kembali menjadi 6. Sedang tranfusi yang ketiga berjarak sekitar 1 tahun dan ditangani di Rumah Sakit Daerah Kabupaten yang sama.

Sempat tidak melanjutkan berobat dan kontrol, sebenarnya kepingin tapi berhubung keadaan ekonomi yang sudah tidak mencukupi sehingga saya pending atau berhenti beberapa saat. Karena keadaan itu pula saya beranikan diri untuk mengajukan bantuan dari pemerintah desa.

Saat angin segar datang, bantuan yang diharapkan disetujui maka saya beranikan diri untuk kembali berobat dengan meminta rujukan dari puskesmas setempat lalu dianjurkan langsung ke Rumah Sakit Daerah Provinsi. Saya sangat syukuri hal tersebut, karena di RSUD Provinsi inilah saya mendapat penanganan lebih serius, pelayanan yang maksimal walaupun bagi saya yang pasien kelas III dengan dana bantuan pula. Hanya saja tranfusi darah yang ke empat dan selanjutnya ternyata berjarak tidak terlalu jauh, berkisar satu bulan sekali. Malah pernah baru dua minggu HB saya sudah turun kembali menjadi 5 padahal setiap kali tranfusi selalu ditarget minimal HB meningkat hingga 9 sampai dengan 10.

Setiap bulan bolak balik ke rumah sakit untuk tranfusi dan perbaikan gizi serta program pengobatan yang selalu diteliti oleh dokter, bahkan pernah juga diprogram pengobatan TBC karena kondisi paru-paru yang terdiagnosa TB hingga selesai 6 bulan hingga akhirnya diprogram obat Sandimun neoral, Methylprednisolone dan Lansoprazole syukur kadar Hemoglobin saya bisa meningkat sedikit demi sedikit. Yang tadinya terakhir tranfusi, seingat saya sudah yang ke 21 kali kadar Hemoglobin 7 meningkat menjadi 10 pada kontrol satu bulan kemudian. Terapi sandimun tersebut dilanjutkan hingga saat ini untuk menekan sistem imunitas saya yang berlebihan, bahkan saat ini kadar HB saya sudah mencapai 10,7.

Sebenarnya diagnosa AIHA yang dimaksudkan termasuk ke dalam golongan autoimunitas sudah terdiagnosa satu tahun sebelum terapi sandimun dimulai. Yaitu pada saat cek MDT (Morfologi Darah Tepi) dan sudah pula dimulai terapi obat-obatan untuk menekan sistem imun yaitu Lanzoprazole, Methylprednisolone ditambah vitamin B dan mineral Adfer, curmavit. Hanya saja walaupun konsumsi obat-obatan yang sama dengan pasien autoimun yang lain (berbeda penyakit) akan tetapi kondisi tubuh dan kadar HB saya tetap saja tidak stabil dan cenderung menurun.

Dokter yang menangani saya mengatakan bahwa terapi obat ini seterusnya akan tetap dilakukan dimaksudkan untuk menekan sistem imunitas yang berlebihan sehingga kadar HB saya yang utama di sel darah merah bisa tetap stabil dan diharapkan meningkat atau mengalami perbaikan.
Saya kurang tahun efek dari obat-obatan terapi ini, akan tetapi yang saya rasakan seperti kondisi pencernaan yang kurang stabil dan sering melilit, buang air besar yang sering terasa perih dan seperti diare, sering kantuk dan tidur panjang juga persendian dan kulit yang kadang seperti bengkat atau tembem jika beraktifitas berlebihan.

Itulah sedikit cerita dan pengalaman pengobatan yang saya alami hingga akhirnya mendapatkan terapi yang cocok untuk autoimun yang saya derita. Untuk selanjutnya saya  tetap harus menjalani terapi ditambah konsusmsi makanan yang sesuai untuk autoimun dan menghindari juga makanan yang memicu imunitas tubuh kita. Dilema memang, itu juga pendapat dokter yang menangani saya. Karena tubuh kita itu butuh proteksi/ perlindungan yaitu imunitas akan tetapi di sisi lain sistem perlindungan imunitas tersebut mau tidak mau harus ditekan karena bekerja tidak semestinya atau istilahnya menyerang sel tubuh yang lain.

No comments:

Post a Comment